Baca Juga
Berbuat durhaka kepada orang tua tercantum jenis dosa besar. durhaka merupakan dosa besar kedua sehabis syirik. saking murka - nya, allah swt tidak cuma menyiksa anak durhaka di akhirat, namun pula di dunia.
dalam al - mustadrak karya al - hakim, abu bakrah mendengar rasulullah saw mengatakan:
كل الذنوب يؤخر الله ما شاء منها إلى يوم القيامة إلا عقوق الوالدين فإن الله تعالى يعجل لصاحبه في الحياة قبل الممات
“allah swt hendak mengakhirkan balasan tiap dosa sampai hari kiamat nanti, kecuali dosa durhaka kepada orang tua. ia memesatkan balasannya pada waktu masih hidup ataupun saat sebelum wafat, ” (hr al - baihaqi).
arti durhaka di mari lebih universal. whatever wujud perbuatan yang menyakiti orang tua mampu dikategorikan watak durhaka. taqiyuddin as - subki, serupa dilansir badruddin al - ‘ayni dalam ‘umdatul qari, berkata,
“yang diartikan durhaka yakni seluruh aksi yang menyakiti hati orang tua, baik sedikit ataupun banyak”. karenanya, jagalah hati orang tua dan juga simaklah nasihatnya. jangan hingga aksi yang kita jalani membikin ia marah dan juga tersakiti.
andaikan sempat membikin hati orang tua tersakiti, segeralah memohon maaf dan juga meminta ampun kepada allah swt. hendak namun persoalannya, gimana apabila kedua orang tua sudah wafat.
misalnya anak yang menewaskan orang tuanya, apakah diterima tobatnya? terlebih orang tuanya wafat dalam kondisi marah ataupun tidak ridha dengan yang dicoba anaknya.
al - nawawi dalam kumpulan fatwanya, fatawa al - nawawi, berkomentar:
أما مطالبتهما له في الآخرة فلا طريق إلى إبطالها، ولكن ينبغي له بعد الندم على ذلك، أن يكثر من استغفار لهما والدعاء، وأن يتصدق عنهما إن أمكن، وأن يكرم من كانا يحبان إكرامه: من صديق لهما ونحوه، وأن يصل رحمهما، وأن يقضي دينهما، أو ما تيسر له من ذلك
“tuntutan kedua orang tua kepada anak durhaka di akhirat, tidak terdapat jalur buat membatalkannya. tetapi hendaknya, anak durhaka yang sudah tobat dan juga menyesal, perbanyak istighfar (memohon ampun) dan juga berdo’a buat kedua orang tuanya. bahwa sanggup, memperbanyak sedekah atas nama orang tua, mengormati orang yang dihormati oleh kedua orang tua semasa dia masih hidup, serupa temannya. menyambung tali silaturahmi (dengan kerabat ataupun sahabat orang tua) , membayar hutangnya, ataupun melaksanakan whatever yang gampang menurutnya. ”
peluang bertobat dibuka lebar untuk siapapun, tercantum anak durhaka. rasul saw berkata, “orang yang betul - betul bertobat serupa orang yang tidak berdosa, ” (hr ibnu majah).
tidak hanya memohon ampun atas kedurhakaannya kepada allah swt, dia pula diajarkan buat berbuat baik kepada orang tuanya walaupun sudah wafat.
trik berbuat baik kepada orang wafat yakni dengan trik melaksanakan amalan, misalnya bayar hutang, sedekah, silaturahmi, dan juga lain - lain, sambil menghadiahkan pahalanya buat mereka.
salah seseorang dari bani salamah sempat menanyakan perihal ini kepada nabi muhammad saw. dia bertanya, “apakah bisa jadi aku melaksanakan kebaikan buat kedua orang tua, sedangkan mereka sudah wafat? ”
rasulullah saw menganjurkan kepadanya supaya perbanyak istighfar dan juga do’a buat mereka, menunaikan janji dan juga menyambung tali silaturahmi yang belum terpenuhi pada waktu mereka masih hidup, dan menghormati sahabat mereka, (hr abu dawud).
hingga dari itu, selagi orang tua masih hidup, perbanyaklah berbuat baik kepada mereka. apabila keduanya sudah wafat, seseorang anak masih dimungkinkan berbuat baik kepada mereka sebagaimana yang dikatakan rasulullah saw.
terlebih lagi untuk orang yang sempat menyakiti hati kedua orang tuanya semasa keduanya hidup.
( sumber: congkop. com )
dalam al - mustadrak karya al - hakim, abu bakrah mendengar rasulullah saw mengatakan:
كل الذنوب يؤخر الله ما شاء منها إلى يوم القيامة إلا عقوق الوالدين فإن الله تعالى يعجل لصاحبه في الحياة قبل الممات
“allah swt hendak mengakhirkan balasan tiap dosa sampai hari kiamat nanti, kecuali dosa durhaka kepada orang tua. ia memesatkan balasannya pada waktu masih hidup ataupun saat sebelum wafat, ” (hr al - baihaqi).
arti durhaka di mari lebih universal. whatever wujud perbuatan yang menyakiti orang tua mampu dikategorikan watak durhaka. taqiyuddin as - subki, serupa dilansir badruddin al - ‘ayni dalam ‘umdatul qari, berkata,
“yang diartikan durhaka yakni seluruh aksi yang menyakiti hati orang tua, baik sedikit ataupun banyak”. karenanya, jagalah hati orang tua dan juga simaklah nasihatnya. jangan hingga aksi yang kita jalani membikin ia marah dan juga tersakiti.
andaikan sempat membikin hati orang tua tersakiti, segeralah memohon maaf dan juga meminta ampun kepada allah swt. hendak namun persoalannya, gimana apabila kedua orang tua sudah wafat.
misalnya anak yang menewaskan orang tuanya, apakah diterima tobatnya? terlebih orang tuanya wafat dalam kondisi marah ataupun tidak ridha dengan yang dicoba anaknya.
al - nawawi dalam kumpulan fatwanya, fatawa al - nawawi, berkomentar:
أما مطالبتهما له في الآخرة فلا طريق إلى إبطالها، ولكن ينبغي له بعد الندم على ذلك، أن يكثر من استغفار لهما والدعاء، وأن يتصدق عنهما إن أمكن، وأن يكرم من كانا يحبان إكرامه: من صديق لهما ونحوه، وأن يصل رحمهما، وأن يقضي دينهما، أو ما تيسر له من ذلك
“tuntutan kedua orang tua kepada anak durhaka di akhirat, tidak terdapat jalur buat membatalkannya. tetapi hendaknya, anak durhaka yang sudah tobat dan juga menyesal, perbanyak istighfar (memohon ampun) dan juga berdo’a buat kedua orang tuanya. bahwa sanggup, memperbanyak sedekah atas nama orang tua, mengormati orang yang dihormati oleh kedua orang tua semasa dia masih hidup, serupa temannya. menyambung tali silaturahmi (dengan kerabat ataupun sahabat orang tua) , membayar hutangnya, ataupun melaksanakan whatever yang gampang menurutnya. ”
peluang bertobat dibuka lebar untuk siapapun, tercantum anak durhaka. rasul saw berkata, “orang yang betul - betul bertobat serupa orang yang tidak berdosa, ” (hr ibnu majah).
tidak hanya memohon ampun atas kedurhakaannya kepada allah swt, dia pula diajarkan buat berbuat baik kepada orang tuanya walaupun sudah wafat.
trik berbuat baik kepada orang wafat yakni dengan trik melaksanakan amalan, misalnya bayar hutang, sedekah, silaturahmi, dan juga lain - lain, sambil menghadiahkan pahalanya buat mereka.
salah seseorang dari bani salamah sempat menanyakan perihal ini kepada nabi muhammad saw. dia bertanya, “apakah bisa jadi aku melaksanakan kebaikan buat kedua orang tua, sedangkan mereka sudah wafat? ”
rasulullah saw menganjurkan kepadanya supaya perbanyak istighfar dan juga do’a buat mereka, menunaikan janji dan juga menyambung tali silaturahmi yang belum terpenuhi pada waktu mereka masih hidup, dan menghormati sahabat mereka, (hr abu dawud).
hingga dari itu, selagi orang tua masih hidup, perbanyaklah berbuat baik kepada mereka. apabila keduanya sudah wafat, seseorang anak masih dimungkinkan berbuat baik kepada mereka sebagaimana yang dikatakan rasulullah saw.
terlebih lagi untuk orang yang sempat menyakiti hati kedua orang tuanya semasa keduanya hidup.
( sumber: congkop. com )
Durhaka Kepada Orangtua dan Belum Sempat Minta Maaf Sudah Meninggal, Begini Cara Tobatnya
4/
5
Oleh
Unknown