Minggu, 21 Mei 2017

Khalid bin Walid: Panglima Perang yang Dipecat Karena Tak Pernah Berbuat Kesalahan

Khalid bin Walid: Panglima Perang yang Dipecat Karena Tak Pernah Berbuat Kesalahan



Baca Juga

Pada era pemerintahan khalifah syaidina umar bin khatab, terdapat seseorang panglima perang yang disegani lawan dan juga dicintai kawan. panglima perang yang tidak sempat kalah sejauh karirnya mengetuai tentara di medan perang. baik pada dikala dia masih jadi panglima quraish, ataupun sehabis dia masuk islam dan juga jadi panglima perang umat muslim. dia merupakan jenderal khalid bin walid.

namanya harum dimana - mana. seluruh orang memujinya dan juga mengelu - elukannya. kemana dia berangkat senantiasa disambut dengan teriakan, “hidup khalid, hidup jenderal, hidup panglima perang, hidup pedang allah yang terhunus. ” ya! dia menemukan gelar langsung dari rasulullah saw yang menyebutnya bagaikan pedang allah yang terhunus.

dalam sesuatu peperangan dia sempat mengalahkan pasukan tentara byzantium dengan jumlah pasukan 240. 000. sementara itu pasukan muslim yang dipimpinnya dikala itu cuma berjumlah 46. 000 orang. dengan kejeliannya mengendalikan strategi, pertempuran itu dapat dimenangkannya dengan gampang. pasukan musuh lari terbirit - birit.

seperti itu khalid bin walid, dia terlebih lagi tidak gentar sedikitpun mengalami lawan yang jauh lebih banyak.

terdapat satu cerita menarik dari khalid bin walid. ia benar amat sempurna di bidangnya; pakar siasat perang, mahir seluruh senjata, piawai dalam berkuda, dan juga karismatik di tengah prajuritnya. ia pula tidak sombong dan juga luas dada meski ia berposisi dalam puncak popularitas.

pada sesuatu kala, di dikala dia lagi berposisi di garis depan, mengetuai peperangan, seketika tiba seseorang utusan dari amirul mukminin, syaidina umar bin khatab, yang membawakan suatu tulisan. di dalam tulisan tersebut tertulis pesan pendek, “dengan ini aku nyatakan jenderal khalid bin walid di pecat bagaikan panglima perang. lekas menghadap! ”

menerima khabar tersebut tentu aja si jenderal amat jengkel sampai tidak dapat tidur. dia selalu memikirkan sebab pemecatannya. kesalahan apa yang telah aku jalani? hampir begitulah yang berkecamuk di dalam benak dia ketika itu.
bagaikan prajurit yang baik, taat pada atasan, beliaupun lekas bersiap menghadap khalifah umar bin khatab. saat sebelum berangkat dia menyerahkan komando perang kepada penggantinya.

sesampai di depan umar dia membagikan salam, “assalamualaikum ya amirul mukminin! langsung aja! aku menerima tulisan pemecatan. apa betul aku di pecat? ”

“walaikumsalam warahmatullah! betul khalid! ” jawab khalifah.

“kalau permasalahan dipecat itu hak kamu bagaikan pemimpin. tetapi, bahwa boleh ketahui, kesalahan aku apa? ”

“kamu tidak memiliki kesalahan. ”

“kalu tidak memiliki kesalahan mengapa aku dipecat? apa aku tidak sanggup jadi panglima? ”

“pada era ini kalian merupakan panglima tersadu. ”

“lalu mengapa aku dipecat? ” tanya jenderal khalid yang tidak dapat menahan kerasa penasarannya.

dengan tenang khalifah umar bin khatab menanggapi, “khalid, kamu itu jenderal tersadu, panglima perang terhebat. ratusan peperangan telah kamu pimpin, dan juga tidak sempat satu kalipun kamu kalah. tiap hari warga dan juga prajurit senantiasa memuji kamu. tidak sempat aku mendengar orang menjelek - jelekkan kamu. tetapi, ingat khalid, kamu pula merupakan manusia biasa. sangat banyak orang yang menyanjung bukan tidak bisa jadi hendak mencuat kerasa sombong dalam hatimu. sebaliknya allah amat membenci orang yang mempunyai kerasa sombong. seberat debu kerasa sombong di dalam hati hingga neraka jahanamlah tempatmu. karna itu, maafkan saya wahai saudaraku, buat menjagamu terpaksa dikala ini kamu aku pecat. biar kamu ketahui, jangankan di hadapan allah, di depan umar aja kamu tidak dapat berbuat apa - apa! ”

mendengar jawaban itu, jenderal khalid tertegun, bergetar, dan juga goyah. dan juga dengan segenap kekokohan yang terdapat dia langsung mendekap khalifah umar. sembari menangis belaiu berbisik, “terima kasih ya khalifah. engkau saudaraku! ”

bayangkan teman terkenal, jenderal mana yang berlaku mulia serupa itu? mengucapkan terima kasih sehabis dipecat. sementara itu dia tidak berbuat kesalahan whatever. terdapatkah jenderal yang sanggup berlaku mulia serupa itu dikala ini?

hebatnya lagi, sehabis dipecat dia balik lagi ke medan perang. tetapi, tidak lagi bagaikan panglima perang. dia bertempur bagaikan prajurit biasa, bagaikan bawahan, dipandu oleh mantan bawahannya kemaren.

sebagian orang prajurit terheran - heran memandang mantan panglima yang gagah berani tersebut masih ingin turut ambil penggalan dalam peperangan. sementara itu sudah dipecat. kemudian, terdapat diantara mereka yang bertanya, “ya jenderal, kenapa kamu masih ingin berperang? sementara itu kamu sudah dipecat. ”

dengan tenang khalid bin walin menanggapi, “saya berperang bukan karna jabatan, popularitas, bukan pula karna khalifah umar. aku berperang sekedar karna mencari keridhaan allah. ”

***

suatu cerita yang amat indah dari seseorang jenderal, panglima perang, pedang allah yang terhunus. kita dapat mengambil banyak hikmah dari cerita ini. betapa rendah hati teman nabi yang mulia ini. dia penuh kemuliaan, memiliki jabatan, terkenal, dan juga tidak sempat berbuat kesalahan. tetapi, kala seluruh itu dicabut dia sedikitpun tidak terbawa - bawa. dia senantiasa berbuat yang tersadu. karna benar tujuannya sekedar cuma mencari keridhaan allah swt.

mudah - mudahan dia dimuliakan di sisi allah swt, amin.






( sumber: bacaanpopuler. com )

Related Posts

Khalid bin Walid: Panglima Perang yang Dipecat Karena Tak Pernah Berbuat Kesalahan
4/ 5
Oleh