Baca Juga
Ttidak butuh berkecil hati wahai saudariku dengan status bunda rumah tangga. tidak butuh berkecil hati bila kamu tidak dapat bekerja di kantoran. terlebih lagi pekerjaan termulia untuk perempuan merupakan di rumahnya.
tiap pagi, 3 anak diurus oleh perempuan ini. ia cuma bunda rumah tangga (irt) yang memutuskan mengabdi di rumah buat suami dan juga kanak - kanak. sementara itu ia mempunyai ijazah dan juga dapat memakainya buat bekerja.
ia tidak terasa malu dengan sahabat yang sebaya dengannya yang masing - masing hari berposisi di pabrik ataupun di kantoran. ia sempat berujar, “seandainya aku memutuskan bekerja di kantoran, tentu kanak - kanak tidak terurus. terlebih 3 anak serupa dikala ini. ”
ia sempat berujar pula kalau perempuan yang bekerja di kantoran terus menelantarkan anaknya dan juga diserahkan pada orang tua perempuan ini ataupun pada tempat penitipan anak.
di desa yang sama, terdapat seseorang perempuan karir. yang pekerjaan suami dengannya jauh berubah. suami cuma menjual kue di pasar. sebaliknya sang istri bekerja di kantoran.
apabila kedua gajinya dibanding sangat jauh. karna banyak aktivitas sang istri, suami kesimpulannya yang mengurus rumah tangga, ialah memasak dan juga cuci, terlebih lagi padat jadwal pula mengurus kanak - kanak.
di tempat lain pula mampu ditemui permasalahan serupa di atas, di mana suami sampai - sampai direndahkan oleh istri karna honor suami yang lebih rendah.
ukhti… butuh dimengerti kalau tempat tersadu untuk perempuan merupakan di rumah. perempuan karir tentu tidak memiliki prinsip demikian. mereka menyangka kalau tempat mereka merupakan di kantoran, berangkat pagi, kembali sore ataupun terlebih lagi malam.
tidak ketahui masihkah terdapat waktu buat melayani suami, ataupun mencermati kanak - kanak. sementara itu perempuan yang betah di rumah dipuji oleh allah sebagaimana disebutkan dalam ayat,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“dan tinggallah kamu di dalam rumah - rumah kamu dan juga janganlah kamu berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (qs (AL) ahzab: 33).
ibnu katsir menafsirkan ayat di atas kalau janganlah perempuan keluar rumah kecuali terdapat hajat serupa mau menunaikan shalat di masjid sepanjang penuhi syarat - syaratnya. (tafsir (AL) qur’an (AL) ‘azhim, 6: 182).
sebab perempuan lebih baik di rumah, jadi irt (bunda rumah tangga) karna perempuan itu rambut/aurat. disebutkan dalam hadits dari ‘abdullah, nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا
“sesungguhnya wanita itu rambut/aurat. bila ia keluar rumah hingga setan menyambutnya. kondisi wanita yang amat dekat dengan allah merupakan kala ia berposisi di dalam rumahnya”. (hr. ibnu khuzaimah nomor. 1685 dan juga tirmidzi nomor. 1173. syaikh (AL) albani berkata kalau sanad hadits ini shahih)
perempuan yang betah di rumah inilah yang lebih melindungi diri. perempuan karir begitu leluasa berteman dengan lawan tipe di kantor, tanpa tahu batasan. sementara itu allah ta’ala menyanjung perempuan yang melindungi pribadinya,
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“sebab itu hingga perempuan yang shalih, yakni yang taat kepada allah lagi memelihara diri kala suaminya tidak ada” (qs. an nisa’: 34). ath thobari mengatakan dalam kitab tafsirnya (6: 692) ,
“wanita tersebut melindungi pribadinya kala tidak terdapat suaminya, pula dia melindungi kemaluan dan juga harta suami. di samping itu, dia harus melindungi hak allah dan juga hak tidak hanya itu. ”
ukhti… perempuan yang tersadu merupakan yang taat pada suami, menunaikan kewajiban bagaikan istri dan juga mengasyikkan suami. ada juga perempuan karir tidak dapat seluruhnya penuhi tugasnya bagaikan istri dan juga bunda untuk kanak - kanak.
sementara itu telah dipuji perempuan yang memiliki watak baik serupa yang kami sebutkan. dalam hadits dari abu hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
sempat ditanyakan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “siapakah perempuan yang amat baik? ”
jawab dia, “yaitu yang amat mengasyikkan bila dilihat suaminya, mentaati suami bila diperintah, dan juga tidak menyelisihi suami pada diri dan juga hartanya sampai - sampai membikin suami benci” (hr. an nasai nomor. 3231 dan juga ahmad 2: 251. syaikh (AL) albani berkata kalau hadits ini hasan shahih)
ukhti… perempuan yang tersadu merupakan yang bertanggungjawab buat mengurus rumah dan juga anak - anaknya. sebaliknya perempuan karir sangat padat jadwal pada pekerjaan dan juga karir, sampai - sampai tarbiyah terhadap anak dilalaikan. dari ibnu ‘umar, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، فَالإِمَامُ رَاعٍ ، وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالرَّجُلُ فِى أَهْلِهِ رَاعٍ ، وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالْمَرْأَةُ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَهْىَ مَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
“setiap kamu merupakan pemimpin dan juga hendak dimintai pertanggungjawaban menimpa kepemimpinannya. kepala negeri merupakan pemimpin dan juga dia hendak dimintai pertanggungjawaban menimpa kepemimpinan pada rakyatnya. kepala keluarga merupakan pemimpin untuk keluarganya dan juga dia hendak dimintai pertanggungjawaban menimpa kepemimpinannya tersebut. seseorang perempuan jadi pemimpin di rumah suaminya, dia hendak dimintai pertanggungjawaban menimpa perihal itu. ” (hr. bukhari nomor. 2409)
ukhti… perempuan yang tersadu merupakan yang pandai menerima pemberian suami, begitu pula ridha dengan yang sedikit. tetapi ini susah ditemui pada perempuan karir.
apabila gajinya lebih besar dari suami, dia hendak susah menghargai pemberian suami yang relatif kecil. sementara itu susah berterima kasih serupa itu yang membikin banyak perempuan disiksa di neraka. na’udzu billah.
dalam hadits muttafaqun ‘alaih disebutkan kalau nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“dan saya memandang neraka. saya belum sempat sama sekali memandang panorama alam serupa hari ini. dan juga saya amati nyatanya kebanyakan penghuninya merupakan para perempuan. ” mereka bertanya, “kenapa para perempuan jadi kebanyakan penunggu neraka, wahai rasulullah? ” dia menanggapi, “disebabkan kekufuran mereka. ” terdapat yang bertanya kepada dia, “apakah para perempuan itu kufur kepada allah? ” dia menanggapi, “ (tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan juga mengkufuri kebaikan (suami). seandainya engkau berbuat baik kepada salah seseorang istri kamu pada sesuatu waktu, setelah itu sesuatu dikala dia memandang darimu terdapat suatu (yang tidak berkenan di hatinya) tentu dia hendak mengatakan, ‘aku sama sekali belum sempat memandang kebaikan darimu’. ” (hr. bukhari nomor. 5197 dan juga muslim nomor. 907).
yang penulis sempat baca, terdapat seseorang perempuan karir yang hingga memutuskan menyudahi bekerja dengan membagikan sebab:
aku memutuskan menyudahi bekerja, karna tidak mau memandang orang membanding - bandingkan honor aku dengan honor suami aku.
aku memutuskan menyudahi bekerja pula buat menghargai nafkah yang dikasih suami aku.
aku pula memutuskan menyudahi bekerja buat penuhi hak - hak suami aku dan juga lebih sungguh - sungguh mengurus kanak - kanak.
jangan bersedih bila kamu memutuskan buat jadi bunda rumah tangga (irt). karna andalah perempuan opsi, mulia dan juga tersadu.
cuma allah yang berikan taufik dan juga anugerah.
( sumber: muslim. or. id )
tiap pagi, 3 anak diurus oleh perempuan ini. ia cuma bunda rumah tangga (irt) yang memutuskan mengabdi di rumah buat suami dan juga kanak - kanak. sementara itu ia mempunyai ijazah dan juga dapat memakainya buat bekerja.
ia tidak terasa malu dengan sahabat yang sebaya dengannya yang masing - masing hari berposisi di pabrik ataupun di kantoran. ia sempat berujar, “seandainya aku memutuskan bekerja di kantoran, tentu kanak - kanak tidak terurus. terlebih 3 anak serupa dikala ini. ”
ia sempat berujar pula kalau perempuan yang bekerja di kantoran terus menelantarkan anaknya dan juga diserahkan pada orang tua perempuan ini ataupun pada tempat penitipan anak.
di desa yang sama, terdapat seseorang perempuan karir. yang pekerjaan suami dengannya jauh berubah. suami cuma menjual kue di pasar. sebaliknya sang istri bekerja di kantoran.
apabila kedua gajinya dibanding sangat jauh. karna banyak aktivitas sang istri, suami kesimpulannya yang mengurus rumah tangga, ialah memasak dan juga cuci, terlebih lagi padat jadwal pula mengurus kanak - kanak.
di tempat lain pula mampu ditemui permasalahan serupa di atas, di mana suami sampai - sampai direndahkan oleh istri karna honor suami yang lebih rendah.
ukhti… butuh dimengerti kalau tempat tersadu untuk perempuan merupakan di rumah. perempuan karir tentu tidak memiliki prinsip demikian. mereka menyangka kalau tempat mereka merupakan di kantoran, berangkat pagi, kembali sore ataupun terlebih lagi malam.
tidak ketahui masihkah terdapat waktu buat melayani suami, ataupun mencermati kanak - kanak. sementara itu perempuan yang betah di rumah dipuji oleh allah sebagaimana disebutkan dalam ayat,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“dan tinggallah kamu di dalam rumah - rumah kamu dan juga janganlah kamu berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (qs (AL) ahzab: 33).
ibnu katsir menafsirkan ayat di atas kalau janganlah perempuan keluar rumah kecuali terdapat hajat serupa mau menunaikan shalat di masjid sepanjang penuhi syarat - syaratnya. (tafsir (AL) qur’an (AL) ‘azhim, 6: 182).
sebab perempuan lebih baik di rumah, jadi irt (bunda rumah tangga) karna perempuan itu rambut/aurat. disebutkan dalam hadits dari ‘abdullah, nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا
“sesungguhnya wanita itu rambut/aurat. bila ia keluar rumah hingga setan menyambutnya. kondisi wanita yang amat dekat dengan allah merupakan kala ia berposisi di dalam rumahnya”. (hr. ibnu khuzaimah nomor. 1685 dan juga tirmidzi nomor. 1173. syaikh (AL) albani berkata kalau sanad hadits ini shahih)
perempuan yang betah di rumah inilah yang lebih melindungi diri. perempuan karir begitu leluasa berteman dengan lawan tipe di kantor, tanpa tahu batasan. sementara itu allah ta’ala menyanjung perempuan yang melindungi pribadinya,
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“sebab itu hingga perempuan yang shalih, yakni yang taat kepada allah lagi memelihara diri kala suaminya tidak ada” (qs. an nisa’: 34). ath thobari mengatakan dalam kitab tafsirnya (6: 692) ,
“wanita tersebut melindungi pribadinya kala tidak terdapat suaminya, pula dia melindungi kemaluan dan juga harta suami. di samping itu, dia harus melindungi hak allah dan juga hak tidak hanya itu. ”
ukhti… perempuan yang tersadu merupakan yang taat pada suami, menunaikan kewajiban bagaikan istri dan juga mengasyikkan suami. ada juga perempuan karir tidak dapat seluruhnya penuhi tugasnya bagaikan istri dan juga bunda untuk kanak - kanak.
sementara itu telah dipuji perempuan yang memiliki watak baik serupa yang kami sebutkan. dalam hadits dari abu hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
sempat ditanyakan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “siapakah perempuan yang amat baik? ”
jawab dia, “yaitu yang amat mengasyikkan bila dilihat suaminya, mentaati suami bila diperintah, dan juga tidak menyelisihi suami pada diri dan juga hartanya sampai - sampai membikin suami benci” (hr. an nasai nomor. 3231 dan juga ahmad 2: 251. syaikh (AL) albani berkata kalau hadits ini hasan shahih)
ukhti… perempuan yang tersadu merupakan yang bertanggungjawab buat mengurus rumah dan juga anak - anaknya. sebaliknya perempuan karir sangat padat jadwal pada pekerjaan dan juga karir, sampai - sampai tarbiyah terhadap anak dilalaikan. dari ibnu ‘umar, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، فَالإِمَامُ رَاعٍ ، وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالرَّجُلُ فِى أَهْلِهِ رَاعٍ ، وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالْمَرْأَةُ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَهْىَ مَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
“setiap kamu merupakan pemimpin dan juga hendak dimintai pertanggungjawaban menimpa kepemimpinannya. kepala negeri merupakan pemimpin dan juga dia hendak dimintai pertanggungjawaban menimpa kepemimpinan pada rakyatnya. kepala keluarga merupakan pemimpin untuk keluarganya dan juga dia hendak dimintai pertanggungjawaban menimpa kepemimpinannya tersebut. seseorang perempuan jadi pemimpin di rumah suaminya, dia hendak dimintai pertanggungjawaban menimpa perihal itu. ” (hr. bukhari nomor. 2409)
ukhti… perempuan yang tersadu merupakan yang pandai menerima pemberian suami, begitu pula ridha dengan yang sedikit. tetapi ini susah ditemui pada perempuan karir.
apabila gajinya lebih besar dari suami, dia hendak susah menghargai pemberian suami yang relatif kecil. sementara itu susah berterima kasih serupa itu yang membikin banyak perempuan disiksa di neraka. na’udzu billah.
dalam hadits muttafaqun ‘alaih disebutkan kalau nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“dan saya memandang neraka. saya belum sempat sama sekali memandang panorama alam serupa hari ini. dan juga saya amati nyatanya kebanyakan penghuninya merupakan para perempuan. ” mereka bertanya, “kenapa para perempuan jadi kebanyakan penunggu neraka, wahai rasulullah? ” dia menanggapi, “disebabkan kekufuran mereka. ” terdapat yang bertanya kepada dia, “apakah para perempuan itu kufur kepada allah? ” dia menanggapi, “ (tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan juga mengkufuri kebaikan (suami). seandainya engkau berbuat baik kepada salah seseorang istri kamu pada sesuatu waktu, setelah itu sesuatu dikala dia memandang darimu terdapat suatu (yang tidak berkenan di hatinya) tentu dia hendak mengatakan, ‘aku sama sekali belum sempat memandang kebaikan darimu’. ” (hr. bukhari nomor. 5197 dan juga muslim nomor. 907).
yang penulis sempat baca, terdapat seseorang perempuan karir yang hingga memutuskan menyudahi bekerja dengan membagikan sebab:
aku memutuskan menyudahi bekerja, karna tidak mau memandang orang membanding - bandingkan honor aku dengan honor suami aku.
aku memutuskan menyudahi bekerja pula buat menghargai nafkah yang dikasih suami aku.
aku pula memutuskan menyudahi bekerja buat penuhi hak - hak suami aku dan juga lebih sungguh - sungguh mengurus kanak - kanak.
jangan bersedih bila kamu memutuskan buat jadi bunda rumah tangga (irt). karna andalah perempuan opsi, mulia dan juga tersadu.
cuma allah yang berikan taufik dan juga anugerah.
( sumber: muslim. or. id )
Wanita, Engkau Tidak Usah Sedih Dengan Status Ibu Rumah Tangga
4/
5
Oleh
Unknown